Minggu, 29 Maret 2015

I'm Sorry Virgo

Dear Virgo, aku tak tahu harus menulis ini dimana. Aku sudah tak mempunyai tempat curhat lagi sekarang. Virgo aku minta maaf, sungguh teramat menyesal diriku harus mengatakan hal ini kepadamu. Aku minta maaf karena aku tak bisa menjaga hati ini lebih lama untukmu. Rasa itu memang masih ada namun tak lagi sama seperti dulu. Perlahan rasa itu memudar seiring dengan perginya dirimu dan datangnya dirinya. Aku tak tahu apakah mungkin ini yang dinamakan cinta. Aku merasa nyaman saat bersamanya, sehingga aku mampu melupakan kesedihanku sejenak dan melepas bayang-bayang dirimu. Namun ada beberapa hal yang membuatku meragu, terutama karena sifatnya yang bisa kubilang mirip denganmu namun ia juga sering berubah-ubah, tidak romantis tak seperti dirimu yang mampu membiusku dengan kata-kata nan romantis. Terkadang ketika ia perhatian, ia mengingatkan aku pada dirimu, namun ketika ia menjadi kaku, tertutup, arogan aku hanya bisa menghela nafas karena ia menjadi seseorang yang tidak kukenal mungkin. Hal itulah yang membuatku goyah dan meragu bila ia juga mencintaiku. Untuk sementara biarkan ia menggantikan dirimu di hatiku. Bukan sebagai bayanganmu namun menjadi dirinya sendiri dengan sifatnya yang seperti bunglon itu.

Sisi Lain SMA

SMA adalah masa yang penuh intrik, permasalahan, dendam membara karena ditolak, iri melihat yang lain lebih dari kita, jatuh cinta, patah hati, sakit hati, cinta segitiga, cinta segiempat atau cinta segi-segian lainnya, juga masih banyak hal lainnya yang membuat masa SMA menjadi susah dilupakan. Begitulah yang aku rasakan ketika aku berada di tingkat SMA ini. Terlalu banyak sandiwara yang dimainkan hanya untuk sebuah pencitraan saja. Ada teman yang terlihat baik, omongannya manis, tutur katanya sopan walau suka bergosip ria namun ternyata dia tak sebaik kelihatannya, ia seorang yang suka berkeluh kesah, membenci hidupnya padahal menurutku ia mempunyai hidup yang lumayan berkecukupan. Ada juga teman yang senang cari muka di depan guru dengan berpura-pura membantunya padahal di belakang guru tersebut ia mencaci maki guru itu. Ada juga teman yang iri atau tidak terima kalah dalam persaingan peringkat hingga membuat fitnah yang tidak tidak, atau menyembunyikan buku ke suatu tempat bahkan tak segan membuangnya ke tempat sampah. Ada juga teman yang terlalu blak-blakan, mengatakan apa yang ada di pikiran mereka secara langsung tanpa memikirkan resiko dari ucapan mereka itu. Ada teman yang menjadi jauh karena patah hati atau ditolak mentah-mentah. Ada teman yang menjauhi karena kita bersahabat dengan cowok. Ada teman yang muncul ketika mereka butuh saja, dan menghilang ketika kita butuh bantuan mereka. Aku sangat tidak menyukai aura persaingan, aku bukan seorang cewek yang gemar belajar, memang aku suka membaca novel maupun komik namun hal itu tidak berlaku ketika aku menyentuh buku pelajaran, karena entah kenapa mataku terasa berat dan susah untuk dibuka kembali.

Sabtu, 28 Maret 2015

Persahabatan SMA

Aku mempunyai dua orang sahabat di SMA ini. Mereka cukup menyenangkan walau terkadang menyebalkan pula. Sirius dan Deven, dua orang laki-laki yang mengisi masa-masa SMA ku yang tadinya sudah kususun agar sebisa mungkin aku menjadi anak alim yang pendiam dan cenderung kutu buku ini sirna sudah. Entah siapa yang mekulai, persahabatan kami memang baru terjalin kurang lebih 1 tahun belakangan. Sebelumnya kami memang sekelas namun aku lebih dekat dengan Chris dan Sandy, dua orang laki-laki yang cenderung pendiam atau menjadi pihak netral ketika semua anak membuat kubu-kubu tersendiri. Berbeda dengan Sirius dan Deven yang lebih memilih melawan ketika dihadapkan pada permasalahan, Chris dan Sandy cenderung memilih diam dan tak memihak siapapun, entah karena takut atau karena hal lainnya yang tak aku mengerti. Banyak orang yang tidak menyukai diriku ketika aku mulai bergaul dengan Sirius dan Deven. Mungkin hal ini disebabkan karena Deven memiliki banyak sekali fans-fans perempuan yang cenderung fanatik dan posesif. Entahlah, mungkin ia sering berkomunikasi dengan perempuan-perempuan itu didukung ucapan manisnya dan wajahnya yang tampan sehingga mereka salah mengartikan perbuatan baik Deven ini. Berbeda dengan Deven, Sirius sahabatku yang satu lagi ini mengalami masalah yang cukup serius dengan percintaan. Sebenarnya ia tidak jelek-jelek banget, karena wajahnya masih dapat dikategorikan cowok manis.Namun masalah dia mempunyai masalah asmara yang cukup serius menurutku. Ia mempunyai seorang mantan yang sangat ia sayangi, mantannya itu bernama Riska, teman dekatku ketika kelas 11. Pernah juga ia menjadikan seorang cewek sebagai pelarian sakit hatinya karena putus dengan Riska. Namun sekarang ini ia sedang dekat dengan seorang adik kelasku, ntah bagaimana akhirnya, aku hanya bisa berharap yang terbaik untuk mereka. Sekarang kami sedang bersiap-siap untuk menghadapi Ujian Negara yang akan kami hadapi 2 minggu lagi.

Kenangan antara Kita

Vincent Virgo Agustian, seorang laki-laki tampan berzodiak Leo itu adalah sahabatku. Ya, sahabat dekat yang sangat dekat sekali seperti seorang saudara. Sikapnya sangatlah romantis, walau ia banyak disukai wanita namun tak ada satupun yang ditanggapinya. Baginya wanita di dunia ini hanya ada Mamanya, adiknya, Vannessa dan diriku. Ia adalah cinta pertamaku walau bukan cinta terakhirku. Ia lahir 19 Agustus 1994, dan itu berarti ia lebih tua 3 tahun dariku. Banyak hal yang menjadi kelebihannya, bahkan tak jarang ada perempuan yang menyatakan cinta padanya padahal ia tak pernah berniat berhubungan lebih jauh dengan mereka. Sebenarnya cintaku tidak bertepuk sebelah tangan, karena ia juga mencintaiku. Namun apalah daya, aku mempunyai suatu ketakutan dan kecemburuan yang tinggi sehingga aku menolaknya. Aku tak mampu bila melihat pacarku digoda oleh wanita lain, atau dekat sama wanita lain. Berlebihan memang, namun itulah aku. Seorang wanita yang posesif dan sangat pencemburu. Kamipun hanya bersahabat saja, namun aku merasa seperti memiliki seorang kekasih karena ia juga memperlakukanku seperti kekasihnya saja. Dahulu teknologi belum semaju sekarang ini. Aku pun belum mempunyai handphone sehingga cukup susah untuk berkomunikasi dengannya, tapi kami masih bertemu setiap minggu. Seringkali aku ingin mengenalkannya kepada kedua orang tuaku namun ada saja halangannya, entah kenapa. Walau begitu aku sudah mengenal orangtuanya dan saudara-saudaranya. Ia memiliki seorang kakak yang tak kalah tampan, bernama Yudhistira Michael dan seorang adik yang cantik bernama Vannessa Aprilia.Namun sepertinya Tuhan berkehendak lain, aku hanya diijinkan mencintai dan dicintai olehnya selama 4 tahun saja. Setelah itu ia meninggalkanku untuk selama-lamanya hingga rasa sakit dan sedih itu tidak bisa kurasakan lagi, karena sudah melampaui batas kemampuanku untuk menangis ataupun marah kepada keadaan.